Guru Hari Ini: Tidak Hebat, Namun Terus Berjuang

Refleksi dan Ajakan dari Keikutsertaan SMAN 14 Batam dalam RDK Award 2025

Ada satu knyataan yang saya pegang teguh sebagai kepala sekolah: Guru hari ini mungkin tidak hebat, tetapi guru hari ini tidak akan berhenti berjuang. Itulah judul tulisan yang saya kirimkan ke RDK Award 2025, sebuah lomba menulis bergengsi yang digagas oleh Rida K. Liamsi, seorang penyair, budayawan, pengusaha, CEO Riau Pos Group, dan tokoh masyarakat yang namanya sangat dihormati.

Namun saya ingin mnegaskan sejak awal: Saya ikut lomba bukan untuk mengejar kemenangan. Saya ikut untuk menggerakkan warga sekolah agar berani mencoba. Tulisan Saya Bukan Karya Saya Sendiri , Guru Bahasa Indonesia adalah editor Saya. Sebelum saya mengirim tulisan itu, saya tidak langsung mengirimnya begitu saja. Saya meminta koreksi dari tiga guru Bahasa Indonesia SMAN 14 Batam; Ibu Siti, Ibu Santi, dan Ibu Nurmi. Jujur, tulisan itu menjadi lebih hidup setelah mereka sentuh.

Saya minta mereka mengoreksi struktur kalimat, tanda baca, diksi, dan alur kalimatnya. Saya lakukan itu karena saya percaya bahwa menulis bukan soal merasa paling pintar,  tapi mau belajar dari yang lebih ahli. Justru bagi saya, melibatkan guru-guru adalah bentuk penghormatan.

Saya Juara 3, Tapi Keberanian Naila Lebih Berharga

Alhamdulillah, hasilnya saya diumumkan sebagai Juara 3 kategori Guru. Namun yang paling membuat saya bangga justru adalah Naila, salah satu siswi yang saya ajak ikut lomba. Ia belum menang, tetapi ia sudah menang atas rasa ragu dalam dirinya. Di mata saya, keberanian mencoba lebih tinggi nilainya daripada hasil lombanya.

Dan Kini — SMAN 14 Batam Kembali Berani Menginisiasi Sayembara Nasional

Tidak berhenti sampai di situ. Hari ini, saya kembali menggerakkan warga sekolah untuk ikut sayembara nasional bertema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, dengan judul yang sangat khas: “Suluh Pekerti di Jalan Tamalatea.” Saya sudah menyampaikannya kepada: empat Wakil Kepala Sekolah, Tim Literasi Sekolah, Guru Bahasa Indonesia, Bidang Kesiswaan, Bahkan saya umumkan saat Upacara sebagai Pembina, Sekali lagi, bukan mengejar menangnya.

Saya hanya ingin memastikan bahwa pada sayembara sekelas Nasional ini ada  nama SMAN 14 Batam di daftar peserta, itu sudah cukup. Itu artinya sekolah ini hidup. Sekolah ini bergerak. Sekolah ini punya budaya yang layak diperkenalkan ke pelajar Indonesia.”

Penutup: Mari Kita Isi Hidup Ini dengan Pengalaman, Bukan Hanya Penilaian

Saya tidak ingin siswa hanya sibuk mengejar nilai. Saya ingin kalian mengejar pengalaman yang menghidupkan batin. Jangan takut kalah. Takutlah kalau kalian tidak pernah mencoba. Saya sudah melangkah. Guru-guru sudah bergerak. Sekarang, giliran kalian menyalakan suluhnya.

Kita tidak perlu menuggu menjadi hebat untuk mulai bergerak. Justru dengan bergerak, kita akan menemukan kehebatan kita. Mari terus mencoba, meski gagal. Mari terus melangkah, meski pelan. Karena sekolah ini akan besar bukan karena satu orang, tapi karena keberanin banyak orang untuk berjuang.

Tamalatea, 14 Oktober 2025

 

 

newsmatic
Scroll to Top